Pages

July 21, 2011

Kehilanganmu.....

    Qadarullah sayang..perjalananmu hanya sampai di sini. Setelah hampir 12 minggu Ibu mengandungmu, dan 4 hari mempertahankanmu dari ancaman itu, akhirnya Ibu menyerah pada takdir Allah. 
     Ahad siang, perut Ibu sudah mulai terasa mulas. Darah yang keluar pun sudah semakin merah walaupun tak banyak. Akhirnya, ahad sore itu juga, Ibu meminta Bapak untuk mengantar Ibu ke ER Hamad Hospital, yang alhamdulillah lokasinya tak jauh dari rumah. Mas Ghazy, Ibu titipkan ke rumah kawannya, Syamil. Sedangkan mbak Alma, Ibu titipkan ke rumah Bunda Dwi. 
    Sesampainya di ER, alhamdulillah pasiennya sepi dan Ibu pun langsung ditangani. Di treatment room, Ibu diperiksa oleh seorang dokter perempuan, dan dia mengatakan kalau kau sudah mulai turun. Dan dia memutuskan untuk mengeluarkanmu. Sedihnya Ibu, Nak.....tapi hanya Allah yang Maha Tahu apa yang terbaik untuk kita semua. Ibu sudah pasrah.
     Dari treatment room, Ibu dibawa ke ruang perawatan ER. Di situ Ibu diambil sampel darah dan dipasang infus. Kemudian sambil didampingi Bapak, Ibu dipindah ke kamar rawat inap. Kata dokter, jika obat dari infus ini tak berhasil mengeluarkanmu, dokter akan memberi Ibu pil. Setelah itu, Ibu akan dikuret agar rahim Ibu benar2 bersih. Ibu hanya bisa mengangguk pasrah. Sebenarnya Ibu takut dikuret, tapi apa daya? Jika itu memang yang terbaik, Ibu tak kuasa menolak.
   Kurang lebih dari jam 6 sore, mulas yang Ibu rasakan semakin lama semakin intens dan semakin menjadi-jadi. Tak kuasa Ibu mengerang, menangis sambil menyebut nama Allah, istighfar dan bertakbir. Saat itu Bapak pamit pulang dulu untuk mengambil baju ganti Ibu dan shalat maghrib. Sendirian Ibu berusaha menahan rasa mulat yang amat sangat itu. Perawat datang bolak balik mengecek kondisi Ibu, tapi tak bisa berbuat apa2 selain menyemangati Ibu agar kuat bertahan. Bapak yang waktu itu sudah datang lagi membawa baju ganti, Ibu remas2 tangannya hingga memerah. Hingga akhirnya pukul 8 malam, Ibu tak kuat lagi,
     "Pukullah Ibu biar pingsan, Pak. Ibu tak kuat lagi. Astaghfirullah"
     "Finish Ya Allah...Finish Ya Rabb!!"
Alhamdulillah hanya selang beberapa menit, rasa sakit itu berhenti. Benar2 berhenti! Subhanallah walhamdulillah....
     Tak lama kemudian, dokter dan perawat2 pun datang mengecek kondisi Ibu.  Dokter bilang,
     "It completely come out! Alhamdulillah...Allah Really..Really Loves you. Halas (finish) now. No need surgery."
     "No need surgery (curretage) ???!!!", tanya Ibu untuk memastikan.
     "Yeah!!!! NO need surgery! But tomorrow you need to take an USG to make sure", jawab Dokter sambil tersenyum.
     Alhamdulillah....Alhamdulillah Ya Rabb....apa yang Ibu takutkan tidak terjadi. Katanya dikuret itu sakit sekali, dan dari dulu Ibu sudah meminta pada Allah agar Ibu jangan sampai pernah mengalami apa yang namanya dikuret  itu. 
      Malamnya, Ibu bisa tidur nyenyak.
    Senin siang, Ibu di-USG untuk memastikan rahim Ibu sudah benar2 bersih. Dan alhamdulillah, hasilnya tidak ada masalah. Sorenya, Ibu diperbolehkan pulang. Dua minggu lagi Ibu diminta periksa lagi ke hospital untuk mengecek lagi kondisi rahim Ibu.
    Alhamdulillah sekarang Ibu sudah sehat. Sudah bisa beraktifitas seperti memasak dan beberes sedikit2 dengan bantuan Bapak.
     **Jazakumullah khairan katsiiran saya ucapkan kepada kedua Ibu tercinta, Nenek, sanak saudara, tetangga2 dan teman2 tercinta semua atas doa, perhatian dan supportnya yang LUAR BIASA kepada saya dan keluarga. Kami juga memohon maaf yang sebesar2nya atas kekhilafan kami. Hanya Allah yang mampu membalas kebaikan antum semua dengan yang jauh lebih baik :))

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...